Apa itu SafaTrack?
SafaTrack adalah sistem pelacakan jemaah berbasis aplikasi dan perangkat wearable (kalung GPS) untuk memastikan keamanan jemaah haji dan umrah, terutama lansia dan jemaah rentan.
Manfaat SafaTrack
Menjaga Keamanan Jemaah secara Real-time
Dengan perangkat kalung GPS dan dashboard pemantauan, SafaTrack memungkinkan pemantauan lokasi jemaah secara langsung dan akurat, membantu mengurangi risiko tersesat atau terpisah dari rombongan.
Sinyal Darurat SOS Sekali Tekan
Dalam situasi darurat, jemaah hanya perlu menekan tombol SOS pada perangkat atau aplikasi. Tim pendamping akan langsung menerima sinyal dan lokasi untuk segera memberi bantuan.
Deteksi Jatuh Otomatis
Fitur canggih yang mampu mendeteksi jika jemaah terjatuh dan tidak bergerak dalam waktu tertentu, secara otomatis mengirim notifikasi ke petugas.
Ramah untuk Lansia dan Mudah Digunakan
Dirancang khusus untuk kemudahan jemaah lansia:
- Kalung ringan, anti air, dan tak perlu dilepas saat wudhu;
- Aplikasi mobile intuitif dengan bahasa Arab, Indonesia, dan Inggris;
- Tombol besar dan fungsi sederhana.
Terintegrasi dengan Sistem
SafaTrack dapat diintegrasikan dengan sistem milik penyelenggara resmi haji dan umrah, mendukung efisiensi dan koordinasi lintas pihak.
Menenangkan Hati Keluarga di Rumah
Melalui aplikasi, keluarga dapat memantau status dan lokasi jemaah secara berkala (jika diaktifkan), memberikan rasa aman dan ketenangan selama ibadah berlangsung.
Lebih dari Sekadar Pelacak
SafaTrack juga dilengkapi dengan:
- Panduan haji/umrah interaktif
- Doa harian
- Fitur translasi untuk komunikasi di Tanah Suci
- Informasi lokasi wisata religi
Terhubung, Terkendali, Tenang
SafaTrack dirancang sebagai sistem terintegrasi yang menggabungkan tiga komponen utama
untuk memastikan keamanan dan kenyamanan jemaah haji & umrah: Dashboard Admin, Aplikasi Mobile, dan Perangkat Keras (Kalung GPS)
Fitur SafaTrack
Kenapa Pilih SafaTrack?
SafaTrack hadir untuk meminimalisir risiko jemaah tersesat, hilang, atau wafat tanpa pengawasan.
2.294 jiwa
Jemaah Hilang
Data tahun 2007, dimana jemaah haji hilang di Madinah (96% mancanegara) termasuk jemaah dari Indonesia.
30%
Jemaah Lansia Indonesia
Indonesia memberangkatkan >200.000/tahun jemaah, 30% adalah usia lansia (Kemenag, 2023).
60%
Peningkatan Jemaah Lansia Tahun 2030
Kemenag, memperkirakan pada tahun 2030, lebih dari 60% jemaah Indonesia adalah lansia.





